11 cowok sok cool mencari cinta sejati (robet,imam,danu,rohyiem,agus,eldi,arif,anggi,andre,fahmi,n bagus)

Senin, 01 Oktober 2012

5 pertandingan klasik sepakbola



Pemain Prancis Michel Platini kanan merayakan kemenangan setelah mencetak gol pada saat tambahan waktu
Pemain Prancis Michel Platini (kanan) merayakan kemenangan setelah mencetak gol pada saat tambahan waktu
Prancis 3 Portugal 2 (Semi final, 1984, setelah pertambahan waktu)
Prancis, dipimpin Michel Platini yang luar biasa dan bermain di kandang sendiri merupakan kehebatan Euro 84 tetapi mereka hampir saja terhenti di babak semi final yang mendebarkan.
Portugal merupakan lawan yang mengejutkan di semi final dan sepertinya tidak ada masalah apa-apa pada saat di Marseille ketika Jean-Francois Domergue membuka gol bagi tuan rumah.
Namun Portugal memperlihatkan ketahanannya dan membuat tambahan waktu ketika Rui Jordao menyamakan kedudukan pada menit ke-74.
Ketika pemain yang sama mencetak gol lagi di delapan menit pertama waktu tambahan, tim Prancis yang memiliki teknik luar biasa ini terlihat kecewa.
Namun tim asuhan Michel Hidalgo ini menunjukkan bahwa mereka bukan saja memiliki substansi tetapi juga gaya pada saat Domergue menyamakan kedudukan dengan gol keduanya.
Sebuah tendangan penalti sudah terbayang tetapi Prancis masih bisa memberikan serangan terakhirnya pada saat waktu hampir berakhir. Jean Tigana yang tak mengenal lelah meluncur melewati pertahanan Portugal dan membawa bola ke Platini yang menembakkan gol kemenangan dramatis.
Prancis melanjutkan perjuangan ke final melawan Spanyol dengan skor 2-0 berkat gol Platini yang sepanjang turnamen telah menghasilkan sembilan gol, dan merupakan sebuah rekor.
Jerman Barat 2 Cekoslovakia 2 (Final, 1976, Cekoslovakia menang 5-3 pada adu penalti)
Cekoslovakia menjadi juara Eropa di Belgrade setelah pertandingan final dramatis yang diselesaikan melalui kepiawaian dalam adu penalti.
Hanya sedikit yang berharap atas kemenangan Cekoslovakia melawan tim kuat dunia dan juara Eropa Jerman Barat, namun mereka berhasil mendominasi tahap awal pertandingan dan memimpin dengan skor 2-0 melalui upaya Jan Svehlik dan Karol Dobias.
Jerman Barat kehilangan satu pemain belakang melalui hukuman Dieter Muller atas tendangan gaya voli sebelum waktu istirahat dan terus menekan sampai akhir pertandingan.
Ivo Viktor berhasil membuat serangkaian upaya menarik untuk menghindar dari tekanan lawan, tetapi lambat laun tim Cekoslovakia tertinggal ketika Bernd Holzenbein membobol gawang dari arah sudut pada menit ke-89.
Selama 30 menit pertama waktu tambahan tidak ada gol lagi sehingga pertandingan tersebut menjadi pertandingan final besar pertama yang diselesaikan melalui adu penalti.
Peluang Cekoslovakia untuk memenangkan pertandingan tiba ketika Uli Hoeness gagal menambah tiga gol yang telah dicetak Jerman.
Antonin Panenka bertanggung jawab dan tidak terlihat tertekan ketika ia berhadapan dengan legenda Sepp Maier dan berhasil mengalahkannya dengan sebuah tendangan berani.
Tendangan penalti tersebut menjadi buah bibir namun itulah kali terakhir tim nasional Jerman dikalahkan melalui adu penalti.
Belanda 2 Republik Ceko 3 (pertandingan Grup, 2004)
Vladimir Smicer menyelesaikan kembalinya Republik Ceko dalam pertandingan sensasional dengan kemenangan di menit terakhir melawan tim nasional Belanda yang hebat melalui sebuah perlawanan yang memikat di Aveiro.
Awal pertandingan dibuka dengan Republik Ceko yang menolak kesempatan emas sebelum sundulan Wilfred Bouma membuat Belanda unggul di menit keempat.
Tim Belanda terlihat memperketat pertahanan mereka ketika Ruud van Nistelrooy menambah skor 15 menit kemudian tetapi Republik Ceko cepat membalas melalui kerja sama Milan Baros dan Jan Koller.
Tim Belanda hampir saja menambah golnya ketika tendangan Edgar Davids mengenai mistar tetapi setelah kedua tim saling menyerang akhirnya Republik Ceko mencapai posisi seri berkat gol Baros.
Kali ini Koller yang mengoper bola kepada Baros, yang kini menjadi penyerang klub Liverpool, yang kemudian berhasil membawa pulang penghargaan Golden Boot.
Kemudian tim Belanda mendapat pukulan ketika John Heitinga diusir keluar lapangan setelah mendapat kartu kuning dan tembakan Pavel Nedved terhenti di palang sebelum akhirnya Smicer mencetak gol kemenangan di menit ke-88.
Denmark 2 Jerman 0 (Final, 1992)
Denmark menjadi juara yang sama sekali tak terduga setelah mereka berhasil menyelesaikan turnamen dengan kemenangan yang memukau melawan Jerman di Gothenburg.
Denmark sebenarnya tidak masuk kualifikasi turnamen dan pemain mereka sedang berencana untuk berlibur musim panas ketika Yugoslavia kemudian dicoret kepesertaannya karena konflik Balkan.
Tim Denmark ini tidak saja terlambat memasuki kualifikasi tetapi juga berhasil mengejutkan para lawannya dengan melaju ke final.
Setelah melumpuhkan tim Belanda melalui adu penalti di semi-final, barulah mereka bertemu dengan saingan beratnya ketika berhadapan dengan Jerman, namun ternyata mereka berhasil menunjukkan permainan terbaik mereka.
Pemain tengah John Jensen, yang menjadi cult hero karena golnya yang sedikit bagi Arsenal, mengawali skor ketika berhasil melewati Bodo Illgner setelah menerima bola dari Flemming Povlsen
Lalu mereka harus berjuang keras melawan serangan Jerman, khususnya Jurgen Kilnsmann, yang tak henti-hentinya berusaha memasukkan bola.
Namun penjaga gawang Manchester United, Peter Schmeichel, tampil cukup prima dan berkali-kali berhasil menggagalkan gol lawan.
Jerman akhirnya harus menghadapi kekecewaan ketika Kim Vilfort membuahkan gol 12 menit sebelum pertandingan berakhir.
Jerman 3 Turki 2 (Semi-final, 2008)
Philipp Lahm menjadi pemenang di menit terakhir di Basle ketika akhirnya Jerman berhasil mengalahkan Turki dalam pertandingan menegangkan merebutkan tempat di final.
Turki mengira paling tidak masih bisa menikmati perpanjangan waktu setelah Semih Senturk berhasil menyamakan skor pada menit ke 86.
Paling tidak mereka berhak berharap setelah berjuang habis-habisan di lapangan dengan memaksa Christoph Metzelder agar menghambat golnya pada tahap awal.

Bola Colin Kazim-Richards menerpa mistar gawang untuk kedua kalinya pada menit ke 22 yang merupakan pemicu terhadap lawan. Kali ini Ugur Boral telah siap-siap untuk menggiring bola yang memantul dan Semih dan Mehmet Aurelio merapat untuk memberi dukungan.
Jerman akhirnya terjaga setelah pertengahan babak pertama ketika Bastian Schweinsteiger mencetak gol yang secara jelas menyamakan kedudukan kedua tim sehingga memiliki kesempatan yang sama.
Di menit ke 79 Miroslav Klose akhirnya berhasil membuat Jerman memimpin namun disusul oleh kejutan besar Semih yang menghidupkan kembali harapan Turki, tetapi kemudian dengan menyedihkan gol Lahm memupuskan harapan itu.
sumber: http://bloggingly.com/definisi-blog-apa-itu-blog/http://bloggingly.com/definisi-blog-apa-itu-blog/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar